HAKIKAT DAN MAJAZ
A. Pengertian
اغبقيقة اللغوية ىي الكامة اؼبستعملة ىف اؼبعن الذى وضعت لو
Yaitu kata yang dipakai untuk menunjukan arti yang
tertentu (makna asli). Contoh: kata أسد pada kalimat رأيت
غابة أسداىف) saya melihat singa di hutan). Maka singa dalam
kalimat ini adalah asli pada lafaz أسد
اغبقيقة العقلية بأف أسند اللفظ إىل ماحقو أف يسند إليو اوأستاذ الفعل
إىل تيئ
Yaitu menyandarkan lafaz yang sebenarnya, atau
menyandarkan fi’il pada fa’il.
Contoh:
أنضج اهلل الثمر
( Allah yang menjadikan buah itu matang).
Lafaz انضج disandarkan kepada Allah, karena انضج adalah
fi’il. Sedangkan اهلل adalah fa’il.
اجملاف اللغوى ىو الكامة الستعملة ىف غًن اؼبعن الىت وضعت لو لعال قة
بٌن اؼبعن االوؿ والثاف مع قرينة ـ نعة من اذادة اؼبعن االضل
Yaitu kata yang dipakai bukan pada makna yang
seharusnya diletakkan untuk kalimat itu. Karena adanya
hubungan antara makna yang pertama dan yang kedua yang
disertai dengan tanda atau petenjuk yang mencegah
menggunakan makna aslinya.
Contoh:
رأيت أسدا على فرس
( Saya melihat di atas kuda).
Lafaz أسد dalam kalimat majaz ini tidak asli, yaitu orang
yang berani. Petunjuk yang mencegah dari makna aslinya على
فرس ,karena sebenarnya tidak mungkin berada di atas kuda.
Bungan antar singa dengan orang yang berani adalah karena
keduanya sama-sama berani.
اجملاف العقلى ىواسناد الفعل او ما ىف معناه إىل غًن ماحقو أف يسند
إليو لعالقة معقرينة عن أنيكوف االسناد إىل ما ىوكو
Yaitu menyandarkan fi’il atau yang menunjukan makna
pada suatu yang bukan haknya untuk disandarkan dan di
isnatkan, yang demikian ini karena adanya alaqoh antara
yang hakiki dan majaz, serta qorinah yang mencegah kita
untuk memahami isnad yang hakiki.
Contoh:
بىن ورير الرتبية والتعليم اؼبدارس
Menteri pendidikan dan Kebudayaan membangun sekolah.
Isnad بىن kepada ورير fa’ilnya tidak pada makna yang
sebenarnya, karena tidak sesuai dengan kenyataan. Sebab
yang membangun adalah para pekerja. Jadi, dalam contoh ini
adalah majaz.
Syarat untuk pemakaian majaz ada dua macam, yaitu:
1. Alaqoh ( عالقة(
Yaitu menghubungkan antara makna hakiki dan
makna majazi. Adapun hubungan tersebut ada dua
macam, yaitu:
اؼبشاهبة .a
Yaitu hubungan keserupaan. Misalnya حيواف
شجاع ورجل منتوس .Sebagai makna hakiki dan makna
majazi dari lafaz tersebut, terdapat sifat yang yang
serupa yaitu berani, atau alaqoh ini dinamakan
musyabbah.
غًناؼبشاهبة .b
Yaitu hubungan yang buka keserupaan, sebab
dan musabbab, hali dan mahaliyah, dan lainnya
kan dijelaskan kemudian.
Contoh:
.ففى رضبة اهلل ىم فيها خالدوف
Yang dimksud dengan ramat Allah disini adalah
orang yang kekal di syurga. Dinamakan demikian
karena orang yang kekal di syurga itu adalah orang
yang mendapat rahmat. Ungkapan yang di maksud
dengan رضبة) Syurga).
2. Qorinah( قرينة(
Yaitu petunjuk yang mencegah kita untuk memahami
kalimat itu dipakai untuk makna yang asli dengan
kalimat lain. Apabila kalimat tersebut terdapat
Qorinahnya, maka kalimat tersebut adalah majaz atau
makna yang tidak asli.
Contoh:
رأييت البد رىف الدار
lafaz ر البد dalam kalimat ini dipakai sebagi majaz.
Lafaz yang dimaksud adalah orang-orang yang cantik
wajahnya, sebab tidak mungkin ada ر البد) badar) dalam
rumah.
Qorinah dapat dibedakan dalam dua macam,
yaitu:
ىف الدار seperti لفظية .a
النور إىل الظلمات seperti حالية .b
اؽبدىواالدياف adalah النور makna
الضالؿ adalah الظلمات makana
Qorinahnya tidak lafziyah tetapi haliyah dipahami dari
كتاب أنزلناه إليك Allah firman dari yaitu سياؽ الكالـ
لتحرج الناس من الظلمات إىل النور